Alkisah, kealiman dan keilmuan yang dimiliki oleh imam al-Ghazali belum dapat mengantarkannya ke tahapan wushul.
Ia lantas mencari seorang mursyid untuk dimintai petunjuk. Pilihan
jatuh kepada Abu Bakar al-Warraq, seorang shufi kondang di masanya.
Al-Warraq tidak mau menerima al-Ghazali sebagai murid sebelum dirinya membersihkan wc yang berada di pasar.
FOTO: Masjid Azhar, Mesir. |
Al-Ghazali membersihkan wc tersebut dengan
bersemangat. Mula-mula ia tidak mau membersihkan wc dengan tangannya.
Al-Warraq menghardiknya. "Mengapa kau tidak menggunakan tanganmu!''
Apakah tanganmu terlalu mulia untuk membersihkan kotoran dan najis?
Al-Ghazali bergegas menggunakan tangannya untuk membersihkan. Akhirnya,
setelah beberapa waktu, wc yang awalnya kotor dan bau menyengat kini
menjadi kinclong.
Al-Ghazali pulang menghadap sang guru untuk
bersiap diri menjadi murid. Sebelum ia berkata apa-apa, sang guru dawuh:
Pulanglah, kau telah lulus ujian ridha, sabar dan ikhlas. Hal tersebut
adalah inti penghambaan kepada Allah.[]