AYAH
Ayahnya ialah Abu Thalib (Paman Nabi Saw), saudara kandung Ayah Nabi Saw: Abdullah ibn Abdul Muthalib.
IBU
Ibunya ialah Fatimah binti Asad ibn Hasyim.
Rasulullah
memanggilnya "Ibu". Saat wafatnya, Rasul Saw mengkafani dengan
pakaiannya, menyandarkan sampai liang lahat, dan berdoa untuknya.
Lantas Rasul Saw berkata: "Engkaulah Ibu setelah ibuku."
JULUKAN
Julukan Imam Ali ra.: Abu al-Hasan.
Nabi Saw menjulukinya: Aba Turab.
(Cover depan Maraqid Ahli Bayt) |
Ia
bersama Nabi Saw sejak kecil, diasuh layaknya putra sendiri. Saat
umurnya 10 tahun wahyu turun dan Rasul Saw resmi menjadi utusan Allah
Swt. Ali kecil inilah yang pertama kali beriman dari golongan anak-anak.
Ali
tinggal bersama Nabi Saw selama 13 tahun, termasuk saat hijrah. Ia
seolah menjadi putra dan saudara seperjuangan Nabi Saw. Sampai pada
pernikahannya dengan penghulu para perempuan (Sayyidat Nisa' al-Alamin)
Fatimah binti Rasul -Shallallhu alaihi wa sallam-.
Ali
ibn Abi Thalib hidup sekitar 30 tahun pasca wafatnya Rasul Saw. Ia
wafat pada usia 63 tahun. Tidak menikah sampai Sayyidah Fatimah wafat.
Kemudian, ia menikahi beberapa perempuan sebab ia menginginkan
keturunan yang banyak demi memperkuat keluarga besar Nabi Saw.
Ali
mempunyai 27 keturunan, putra dan putri (berdasarkan sebagian
riwayat). Dari kesemua tersisalah di akhir Hasan, Hussein, dan Zainab.
Mereka mempunyai 2 saudara sekandung dari Sayyidah Fatimah yaitu Ummu
Kultsum dan Ruqoyyah (makamnya berada di Damaskus).
Dahulu
Abu Thalib (ayah Ali) menanggung dan mendidik Nabi Saw semasa kecil.
Berlanjut Nabi Saw menanggung dan mendidik Ali semasa kecil. Seakan hal
ini menjadi hutang-budi Nabi Saw pada ayah Ali. Tidak ada seorangpun
yang memperoleh keistimewaan seperti ini selain Ali ibn Abi Thalib.
ISTRI
Istri
Imam Ali yang paling terkenal selain Sayyidah Fatimah ialah Sayyidah
Ummu Muhammad (Habibah al-Hanafiyyah). Putranya yang bernama Muhammad
(terkenal dengan sebutan Muhammad al-Akbar / ibnu al-Hanafiyyah) ialah
imam yang luhur, mempunyai banyak jasa pada dua saudaranya: Hasan &
Hussein.
Setelah itu, Imam Ali menikahi Ummul Banin
(Fatimah). Darinya ia memperoleh keturunan: Abbas, Abdullah, Utsman,
dan Jakfar). Khusus untuk Abbas, orang-orang menjulukinya Qamar Bani
Hasyim (rembulannya bani Hasyim) sebab ketampanan, keluhuran, dan
keilmuannya. Seluruh saudara-saudaranya tadi berjuang bersama Hussein.
Kesemuanya syahid dan dimakamkan bersamanya di Karbala.
Selanjutnya,
Imam Ali menikah dengan Umamah binti Zainab binti Rasul Saw. Tetapi,
darinya tidak berketurunan. (Sebagian riwayat: putranya ialah Muhammad
al-Awsath syahid di Karbala)
MASA KEPEMIMPINAN
Masa kepemimpinan Imam Ali 5 tahun, 6 bulan. Lalu syahid atas sebuah pengkhianatan di tangan Abdurrahman ibn Muljam al-Muradi.
Sebelum
dikebumikan, jasadnya disiapkan oleh Hasan, Hussein, dan Muhammad
(al-Akbar) ibn al-Hanafiyyah. Pemakaman dilakukan malam hari demi
menghindari huru-hara serta keributan yang sangat mungkin terjadi saat
itu. Sama halnya Sayyidah Fatimah binti Rasul yang juga dikebumikan
malam hari di Baqi'.
Ada juga riwayat yang mengatakan
bahwa makam Imam Ali berada di Kufah, tepatnya di an-Najaf al-Asyraf,
Irak. Makam ini (sesuai apa yang mereka katakan) berada di antara makam
nabi Adam & Nuh -alaihimassalam-, di sampingnya lagi terdapat
makam nabi Hud & Saleh. Pemakaman ini disebut Atabat Muqaddasah,
tidak ada seorang wanita pun yang masuk ke pemakaman ini.
Maraqid Ahlil Bayt fi al-Qahirah halaman 31;
As-Syaikh Ar-Raid Muhammad Zaki Ibrahim.
---
Keterangan:
-
Di akhir disebutkan bahwa terdapat riwayat yang mengatakan makam Imam
Ali ada di Irak. Yang dimaksud oleh Syaikh Muhammad Zaki Ibrahim di
situ ialah riwayat saudara kita dari Syi'ah.
- Ruqayyah yang
dimaksud sebagai putri Imam Ali biasanya disangkakan berada di Mesir,
kawasan Sayyidah Aisyah. Sama halnya Atikah Bibi Nabi. Padahal tidak
demikian. Selebihnya akan dibahas di kesempatan mendatang.