13 October 2024

Benarkah Imam Waki’ bin Al-Jarrah Dimakamkan di Mesir?

 

Terdapat sebuah makam di Jalan Al-Imam Asy-Syafi'i, Al-Qarafah As-Sughra, Kairo, yang dinisbahkan kepada Imam Waki’ bin Al-Jarrah. Makam itu seiring berjalannya waktu, banyak peziarah yang berhenti di depannya membaca Al-Fatihah sehingga makam itu menjadi masyhur sebagai tempat ziarah baik bagi orang asing maupun lokal. Namun apakah benar itu makam sang imam yang dimaksud? Apakah iya Imam Waki’ wafat dan dimakamkan di Mesir? Jawabannya ada di bawah ini.


Siapakah Waki’ bin Al-Jarrah?

Namanya adalah Abu Sufyan, Waki’ bin Al-Jarrah bin Malih bin ‘Adi bin Faras bin Jumjumah bin Sufyan bin Al-Harits bin ‘Amr bin ‘Ubaid bin Ru’as Ar-Ruwasi (di sebagian referensi dibaca Ar-Ru’asi) Al-Kufi. Ar-Ruwasi adalah nisbah kepada Ruwas, salah satu bathn (keturunan) dari Qais ‘Ailan dan Hamadan. Al-Kufi adalah nisbah kepada Al-Kufah, tempak kelahirannya. Ia asalnya dari Khurasan (sekarang di antara Iran, Turkmenistan, dan Afghanistan). Sang imam lahir pada tahun 129 H, sebagian pendapat tahun 128 H. Ayahnya adalah seorang kepala Bait Al-Mal (Gudang Penyimpanan Negara) di Irak.


Suatu ketika Khalifah Harun Ar-Rasyid meminta Imam Waki’ bin Al-Jarrah, supaya menjadi kadi, tapi sang imam menolak dan enggan mengemban amanah itu. Pasca ibunya meninggal, ia menerima warisan sebanyak 100.000 dirham. Melihat dari latar belakang profesi ayahnya dan warisan dari ibunya, Imam Waki’ berkehidupan sejahtera dan berkecukupan, keluarganya pun tergolong ternama dan punya posisi di masyarakat Kota Al-Kufah saat itu. Akan tetapi, diketahui bahwa Imam Waki' menderita buta sebelah di matanya.


Di masa mudanya sang imam menghabiskan waktunya untuk berguru kepada ulama-ulama di Al-Kufah. Ia meriwayatkan hadis dari banyak ulama salaf seperti Ismail bin Abu Khalid, Hisyam bin ‘Urwah, Sulaiman Al-A’masy, Ibnu ‘Aun, Ibnu Juraij, dan Al-Auza’i.


Di samping itu Imam Waki’ dikenal suka sekali berpuasa lebih tepatnya puasa dahr (setiap hari kecuali hari yang diharamkan). Ia juga suka mengkhatamkan Al-Qur'an di setiap malam. Sudah barang keilmuan Imam Waki' tidak perlu diragukan lagi. Bahkan dikatakan oleh Ibnu Ma’in, “Beliau itu seperti Imam Al-Auza'i pada zamannya.” Ahmad bin Hanbal juga berkata, “Saya tidak pernah melihat ada orang yang lebih paham dan lebih kuat hafalan daripada beliau.” Yahya bin Yaman berkata bahwa ketika Imam Sufyan Ats-Tsauri wafat, Imam Waki' yang menggantikan posisinya.


Sudah barang tentu imam sebesar beliau digemari oleh para pencari ilmu, lebih khususnya hadis. Ia punya murid yang mengambil riwayat darinya seperti Sufyan Ats-Tsauri, Abdullah bin Al-Mubarak, Yahya bin Adam, Qutaibah bin Sa’id, Yahya bin Ma’in, Ali bin Al-Madini, dan Ahmad bin Hanbal. Di antara fatwa Imam Waki' adalah ia memberi rukhshah (keringanan) untuk meminum nabidz (arak dari perasan kurma). Ia juga mengatakan bahwa mengeraskan suara ketika membaca basmalah itu adalah bid’ah.


Daud bin Yahya bin Yaman meriwayatkan bahwa ia bermimpi bertemu Rasulullah dan bertanya, “Duhai Rasulullah, siapakah wali Al-Abdal itu?” Jawab Rasulullah, “Mereka yang tidak pernah memukul dengan tangannya sesuatu apapun, dan Waki’ itu salah satu dari mereka.” Imam Waki’ pergi dan wafat di tahun yang sama yaitu tahun 196 H. Riwayat ini menurut Imam Ahmad bin Hanbal.

 

Imam Waki’ bin Al-Jarrah Tidak Wafat di Mesir

Dalam Thabaqat Al-Hanabilah oleh Ibnu Abi Ya’la disebutkan bahwa Imam Waki’ meninggal pada hari Asyura, 10 Muharam 197 H, pada saat pulang dari ibadah haji dan ia dimakamkan di Kota Faid. Dalam Tadzkirah Al-Huffazh oleh Adz-Dzahabi disebutkan bahwa ia meninggalkan di tanggal yang sama dan dimakamkan di tempat yang sama, yaitu Faid. Begitu pula dalam Siyar A’lam An-Nubala’, Adz-Dzahabi mengutip riwayat dari Abu Hisyam Ar-Rifa’i, ia menyebutkan bahwa Imam Waki’ wafat pada 197 H, pada hari Asyura, dan dimakamkan di Faid. Juga riwayat dari Ahmad bin Al-Hanbal, ia menyebutkan bahwa Imam Waki’ pergi haji pada tahun 196 H, dan wafat di Faid. Ditambahi oleh Adz-Dzahabi bahwa Imam Waki' hidup 68 tahun kurang sebulan atau dua bulan.

 

Di manakah Faid itu?

Yaqut Al-Hamawi dalam Mu’jam Al-Buldan menyebut, Faid dengan di-fathah huruf awalnya lalu di-sukun keduanya menjadi Faid. Faid adalah suatu kota kecil di pertengahan jalan menuju Makkah dari Al-Kufah. Faid sejak dulu menjadi tempat penitipan barang bagi jamaah haji. Ketika mereka merasa keberatan akan barang bawaannya, Faid menjadi tempat yang aman dan bisa dipercaya penduduknya untuk penitipan barang mereka. Lalu ketika pulang dari haji, mereka akan mengambil barangnya kembali dan mengupahi sedikit dari barang yang mereka titipkan kepada penduduk Faid.


Di dalam Taj Al-’Arus, Az-Zabidi menyebut keterangan senada dengan Al-Hamawi mengenai Kota Faid ini. Az-Zabidi juga menambahi bahwa sebagaimana dalam Al-Marashid, Faid adalah kota kecil di pertengahan jalan menuju Makkah dari Al-Kufah, di tengah-tengahnya terdapat benteng yang gerbangnya terbuat dari besi. Tempat ini menjadi tempat penitipan barang para jamaah haji. Kota kecil ini berada di dekat Aja dan Salma, dua bukit di Kota Thayyi’.


Sedangkan dalam Al-Mishbah, disebutkan Faid adalah suatu kota di Najd pada jalur haji dari Irak. Ibnu Hisyam Al-Lakhmi dalam Syarh Al-Fashih menambahi bahwa Faid adalah kota di antara Makkah dan Al-Kufah. Dengan begini menjadi terang bahwa Faid itu adalah suatu kota kecil di Najd, Arab Saudi. Sekarang kota kecil Faid menjadi salah cagar budaya di Arab Saudi, masuk wilayah Provinsi Ha’il, Arab Saudi.

 

Makam Siapakah yang Berada di Dekat Imam Asy-Syafi'i?

Makam yang berada di jalan menuju Kubah Imam Asy-Syafi'i, itu diasumsikan oleh masyarakat awam sebagai Imam Waki’ bin Al-Jarrah, guru Imam Asy-Syafi'i. Klaim ini tentu saja tidak benar berdasarkan dalil-dalil di atas. Muhammad Fathi Abubakr menyebut dalam dzail (catatan) terhadap kitab Mursyid Az-Zuwwar bahwa makam yang berada di jalan menuju kubah Imam Asy-Syafi’i itu adalah Makam Ibnu Waqi’, guru ngaji Al-Qur'an di dekat Masjid Imam Asy-Syafi'i. Bukan Imam Waki’ bin Al-Jarrah yang menjadi guru Imam Asy-Syafi'i.

 

Gambar 2: Makam yang diduga milik Imam Waki' bin Al-Jarrah di Jalan Imam Asy-Syafi'i

Pasalnya di dalam kitab-kitab yang menjelaskan tentang mazarat Mesir, maksudnya Kairo, sama sekali tidak ada yang menyebut ada Makam Imam Waki' bin Al-Jarrah di rute ziarah Qarafah Sughra-Kubra. Dari kitab mazarat yang tertua, yang sudah dicetak, seperti Ad-Durr Al-Munazhzham atau lebih dikenal Mursyid Az-Zuwwar, Mishbah Ad-Dayaji oleh Ibnu An-Nasikh, dan Tuhfah Al-Ahbab oleh As-Sakhawi sampai kitab mazarat kontemporer seperti Al-Kaukab As-Sayyar oleh As-Sukkari, Al-Mazarat Al-Islamiyyah oleh Hasan Qasim, dan Masajid Mishr oleh Su'ad Mahir sama sekali tidak yang menyebutkan ada Makam Imam Waki' bin Al-Jarrah di Mesir. Kalau Makam Imam Waki' bin Al-Jarrah ada di Mesir apalagi berada di dekat Imam Asy-Syafi'i sudah barang tentu akan disebut di dalam rentetan rute mazarat Qarafah Sughra-Kubra, Kairo. Tapi nyatanya tidak ada.

 

Apakah Imam Waki’ bin Al-Jarrah Guru Imam Asy-Syafi'i?

Dalam Manaqib Asy-Syafi'i oleh Al-Baihaqi disebutkan bahwa Imam Waki’ bin Al-Jarrah menjadi salah satu orang yang disebutkan sebagai guru Imam Asy-Syafi'i dalam mengambil riwayat. Dari Abu ‘Abdurrahman, Muhammad bin Al-Husain As-Sulami berkata, aku mendengar dari Abu Al-Hasan Ali bin Umar Al-Hafizh di Baghdad berkata, ia menyebutkan guru-guru Asy-Syafi'i dalam mengambil riwayat di antaranya adalah Imam Waki' bin Al-Jarrah.


Fakhruddin Ar-Razi dalam Manaqib Asy-Syafi'i menyebutkan juga bahwa Imam Waki' bin Al-Jarrah masuk dalam jajaran guru Asy-Syafi'i di Irak. Apalagi Imam Asy-Syafi'i dan Imam Waki' diketahui adalah sezaman. Dan tidak mustahil jika keduanya dapat bertemu sebagai seorang murid dan guru. Imam Waki’ lahir tahun 129 H, wafat tahun 197 H. Sedangkan Imam Asy-Syafi'i lahir tahun 150 H, wafat tahun 204 H. Sehingga Asy-Syafi'i setidaknya mendapati masa Imam Waki' selama 47 tahun.


Sedangkan mengenai dua bait masyhur yang berbunyi,

شكوت إلى وكيع سوء حفظي # فأرشدني إلى ترك المعاصي

فإن الحفظ فضل من إلهي # وفضل الله لا يعطى لعاصي

Apakah benar penisbahannya kepada Asy-Syafi'i? Dalam hal ini sebenarnya ada beberapa ulama atau setidaknya teks yang menegaskan hal tersebut. ‘AbdulQadir Al-Qurasyi Al-Hanafi dalam Al-Jawahir Al-Mudhiyyah menisbahkan dua bait ini kepada Asy-Syafi'i. Kemudian Nau’i Zadah Ar-Rumi dalam Ta’lim Al-Muta’allim juga senada dengan Al-Qurasyi. Az-Zurqani dalam syarh-nya terhadap Al-Mawahib Al-Ladunniyyah juga senada, menisbahkan dua bait ini kepada Asy-Syafi'i. Bahkan beberapa ulama modern seperti Ibnu Baz dan Asy-Syinqithi juga senada dengan mereka.


Namun ini pun bukan berarti dua bait ini benar-benar gubahan Asy-Syafi'i. Akan tetapi tidak mustahil pula dua bait ini benar-benar diucapkan Asy-Syafi'i karena ada beberapa kecocokan. Wa Allahu a’lam. Kesimpulannya adalah makam yang diasumsikan sebagai Makam Imam Waki' bin Al-Jarrah, guru Imam Asy-Syafi'i, itu bukanlah makam beliau. Melainkan makam seseorang yang bernama Ibnu Waqi'. Kemudian oleh masyarakat awam dianggap sebagai Imam Waki' bin Al-Jarrah. Tradisi mencangkokkan  makam seseorang yang namanya sama atau mirip dengan tokoh besar atau masyhur dalam Islam kepada tokoh yang dimaksud ini memang banyak di Mesir. Kasus serupa seperti makam yang dinisbahkan kepada Sayidah Rabi'ah Al-'Adawiyyah yang ada di sebelah barat laut Makam Shahabah 'Uqbah bin 'Amir Al-Juhani.

 

Referensi

Ibnu Abi Ya’la, Thabaqat Al-Hanabilah

Adz-Dzahabi, Tadzkirah Al-Huffazh

Adz-Dzahabi, Siyar A’lam An-Nubala'

Yaqut Al-Hamawi, Mu’jam Al-Buldan

Az-Zabidi, Taj Al-'Arus

Muwaffaquddin Ibnu 'Utsman, Mursyid Az-Zuwwar (tahkik Muhammad Fathi Abubakr)

Al-Baihaqi, Manaqib Asy-Syafi'i

Fakhruddin Ar-Razi, Manaqib Asy-Syafi'i

‘Abdulqadir Al-Qurasyi, Al-Jawahir Al-Mudhiyyah

Nau’i Zadah Ar-Rumi, Ta’lim Al-Muta'allim

Az-Zurqani, Syarh Az-Zurqani ‘ala Al-Mawahib Al-Ladunniyyah

Ash-Shafadi, Asy-Syu’ur bi Al-’Ur

Az-Zirikli, Al-A’lam

Website Dr. Mahmud Shubaih

https://msobieh.com/akhtaa/viewtopic.php?f=17&t=14045&view=next


Ahmad Wildan

10 Rabiulakhir 1446 H

Harah Zara An-Nawa, Hay Sayidah Fathimah An-Nabawiyyah, Ad-Darb Al-Ahmar, Kairo

Tim website Komunitas Sarkub Mesir.